IKIP
Bakal Gunakan Nama Prof. Dr. B.J. Habibie
Selasa,
01 April 2003
Gorontalo—GP
Online--Pertemuan Pemerintah dan masyarakat Gorontalo dengan mantan Presiden
RI, Prof. Dr.Irg. Baharuddin Jusuf Habibie pekan lalu di Jakarta,
merupakan sebuah rahmat tersendiri bagi warga civitas IKIP Gorontalo. Betapa
tidak, dalam pertemuan itu selain Pak Habibie setuju alih status IKIP menjadi
universitas, juga nama universitas sudah di tangan.
Menurut
Rektor IKIP Negeri Gorontalo, upaya alih satus IKIP menjadi universitas
ini diharapkan oleh Pak Habibie yang juga putra daerah Gorontalo, segera
direalisasikan. Setelah ditawarkan nama universitas menggunakan nama Prof.
Dr. Ing. BJ. Habibie, Pak Habibie juga menyatakan setuju. Jadi, "kami tinggal
mengajukan proposalnya," kata Nelson.
Selain
itu, tambah Nelson, pemilik Habibie center ini sangat berharap agar dalam
pengembangan IKIP Gorontalo ke depan, Pak Habibie terus dilibatkan atau
diikutsertakan. “Dengan keikutsertaan Pak Habibie kelak institut keguruan
ini akan lebih berkembang, apalagi setelah alih status menjadi universitas
pada tahun 2004 mendatang,” tandasnya. (MG-62)
Rektor
Perjuangkan Alih Status IKIP dan Politeknik Pertanian Gorontalo
GP
Online (17/12/02)
GORONTALO—Rektor
IKIP Gorontalo, Dr.Ir. Neslon Pomalingo,M.Pd. terus memperjuangkan alih
status IKIP menjadi universitas negeri.
Dia
menargetkan tahun 2004 kampus ini akan menjadi universitas. Bahkan, juga
akan memperjuangkan pendirian Politeknik Pertanian Gorontalo. Hal ini disampaikan
usai kunjungan tim komisi IV DPR-RI ke IKIP yang melihat dari dekat kesiapan
kampus yang tinggal ada dua di Indonesia, kemarin. Tekad Nelson ini ternyata
mendapat respon dari komisi yang membidangi pendidikan, kebudayaan, dan
pariwisata.
Tim
yang beranggotakan 12 orang dipimpin Prof. Dr. Anwar Arifin, menjamin memperjuangkan
di tingkat pusat dan menargetkan 2003 impian warga Gorontalo bakal terwujud.
Nelson yang ditemui di ruang kerjanya menjelaskan, soal alih status itu
merupakan impian masyarakat. Jadi, harus diperjuangkan. Bukan hanya itu
saja, dia pun prihatin dengan lulusan IKIP yang peluang kerjanya makin
sempit. Pengangkatan guru sudah dibatasi sekarang, sedangkan peluang disiplin
ilmu umum, makin bertambah banyak. Karena itu, dia berharap agar IKIP setelah
menjadi universitas menghasilkan SDM yang siap pakai dan memenuhi kebutuhan
SDM Provinsi Gorontalo. Pasalnya, SDM Gorontalo masih rendah, sedangkan
SDA Gorontalo masih banyak yang belm diolah. “Tetapi jurusan untuk
guru tetap ada, seperti universitas Tadulako dan yang lainnya,” kata sang
deklarator provinsi.
Menyangkut
perjuangannya, dia telah melakukan secara normatif. Di mana persyaratan
proposal, kemampuan SDM, fasilitas infrastruktur, serta program studi memenuhi
syarat. Dan, yang menjadi target akhir perjuangan adalah, perjuangan politis
di tingkat legislatif.
Menyangkut
Politeknik Pertanian Gorontalo, Nelson menggagasnya untuk mendukung program
Pemprov Gorontalo, di mana salah satunya adalah program agropolitan. Dan,
ini memang belum mempunyai target waktu. Akan tetapi, perlu percepatan
pembentukannya apalagi, telah didukung oleh Gubernur Gorontalo. (GP-44)
IKIP
Negeri Gorontalo Adakan Pelatihan
Mahasiswa
Antinarkoba
Gorontalo--RRI
Online--Setelah mengadakan tes urine terhadap mahasiswa baru, kini IKIP
Negeri Gorontalo melakukan kegiatan untuk memerangi narkoba dan AIDS dengan
jalan memberikan pelatihan antinarkoba kepada sejumlah mahasiswa.
Pembantu
Rektor III IKIP Negeri Gorontalo, Asnah Anete, hari ini (2/10) di Gorontalo,
mengatakan, pelatihan tersebut dilaksanakan oleh mahasiswa yang tergabung
dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) gerakan mahasiswa anti narkoba dan
peduli AIDS.
Menurut
dia, dalam pelatihan itu diberikan meteri Undang-undang narkotika oleh
Kajati, peran masyarakat dalam pencegahan narkoba oleh Ketua Asosiasi LPM
Kota Gorontalo, dampak narkoba bagi kesehatan oleh Kadis Kesehatan Provinsi
Gorontalo.
Materi
fenomena HIV atau AIDS oleh UTD Gorontalo, kondisi dan jenis narkoba disampaikan
oleh Kapolresta Gorontalo, strategi penanggulangan bahaya narkoba dikampus
dibawakan oleh petinggi IKIP sendiri. Asnah juga mengatakan, untuk mencegah
ataupun memerangi bahaya narkoba dikalangan mahasiswa, maka perlu dikembangkan
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).
Informasi
berupa penyampaian kepada publik bahwa narkoba lebih banyak bahayanya dari
pada manfaatnya, serta edukasi adalah untuk penanggulangan narkoba dikampus
perlu adanya pendidikan dan pelatihan. Ketua UKM Gerwana IKIP Gorontalo,
Murapto mengatakan, pelatihan tersebut akan semakin memantapkan tekad mahasiswa
untuk memerangi peredaran barang haram terlarang tersebut sebagai penghancur
generasi muda.
Dia
menegaskan, mahasiswa harus tegas dan berani memerangi peredaran narkoba
baik dikalangan kampus ataupun dimasyarakat, sehingga Perguruan tinggi
(PT) menjadi neraka bagi para pengedar ataupun bandar dari barang haram
tersebut. Dia menambahkan, dalam waktu dekat UKM IKIP Gorontalo akan membentuk
aliansi mahasiswa antinarkoba (Aman), untuk daerah Gorontalo anggotanya
bukan hanya kalangan IKIP saja, tetapi mencakup perguruan tinggi lain di
daerah ini.
(ant/wi)
IKIP
Negeri Perbanyak Mahasiswa dari PMDK
Jakarta,
Kompas (7/6/02)- Untuk mendapat mahasiswa yang benar-benar berminat dan
memiliki komitmen tinggi terhadap profesi guru, dua Institut Keguruan dan
Ilmu Pengetahuan (IKIP) negeri di Indonesia, IKIP Singaraja (Bali) dan
IKIP Gorontalo (Gorontalo) akan memperbanyak jumlah mahasiswa dari jalur
penelusuran minat dan kemampuan (PMDK). Selain itu, mereka juga akan menerima
mahasiswa jurusan eksakta lebih banyak daripada mahasiswa jurusan sosial.
Rektor
IKIP Singaraja, Prof. Dr. Nyoman Dantes, dan Rektor IKIP Gorontalo, Dr.
Ir. Nelson Pomalingo,M.Pd., mengungkapkan rencana tersebut pada hari Senin
(10/6/02). Keduanya dihubungi secara terpisah lewat telefon.
Untuk
IKIP Gorontalo, dari 400 mahasiswa baru yang akan diterima, 25 persen di
antaranya disaring dari PMDK, sementara IKIP Singaraja menerima mahasiswa
lebih besar, yakni 35 persen atau 150 orang dari total mahasiswa baru yang
akan diterima (sekitar 500 orang). Tahun depan, jumlah mahasiswa dari PMDK
di IKIP Singaraja malah akan ditambah sampai separo dari total mahasiswa
baru.
Menurut
Dantes, IKIP Singaraja memiliki tiga jalur sistem penerimaan mahasiswa
baru. PMDK ditujukan bagi siswa sekolah lanjutan atas dari Jawa Timur,
Bali, Nusatenggara Barat, dan Nusatenggara Timur. Cara lain, lewat sistem
penerimaan mahasiswa baru (SPMB, pengganti istilah UMPTN) yang ujiannya
dilakukan secara nasional dan tes lokal di Singaraja berupa tes tertulis
dan keterampilan. Tes untuk calon mahasiswa baru jurusan diploma tiga itu
pendaftarannya dilakukan 15 Juni-9 Juli 2002.
Tes
Khusus
Penjaringan
calon mahasiswa lewat PMDK selain dari perolehan nilai selama belajar juga
dilakukan berdasarkan tes minat dan bakat. "Di dalam formulir yang harus
diisi para siswa kelas 3 sekolah lanjutan atas ada unsur dua tes itu,"
jelas Rektor yang kini memimpin 3.500 mahasiswa itu.
Sedangkan
Rektor IKIP Gorontalo mengakui, tahun depan pihaknya mengusulkan kepada
Panitia SPMB agar diadakan tes khusus bakat dan psikologi bagi calon mahasiswa
keguruan. "Untuk menjadi guru perlu intelektual dan komitmen moral yang
tinggi, lagi pula banyak memang orang pintar, tetapi belum tentu bisa berbicara
di depan kelas," kata Nelson Pomalingo. Dua macam tes tersebut diusulkan
diadakan setelah tes tertulis.
Pada
tahun ajaran 2002/2003, institut yang memiliki 3.000 mahasiswa itu akan
menerima sebanyak 1.000 mahasiswa baru (sarjana dan diploma di 12 program
studi). Para calon mahasiswa jalur PMDK diperoleh dari hasil penjaringan
siswa di Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi
Tenggara.
Sesuai
dengan keinginan pemerintah untuk menyeimbangkan jumlah mahasiswa jurusan
eksakta dengan sosial, tahun ini persentase mahasiswa jurusan eksakta yang
diterima dua IKIP tersebut naik antara 10-20 persen. Di Gorontalo jumlah
mahasiswa baru jurusan eksakta pada tahun akademik 2002/2003 persentasenya
akan menjadi 60 persen, naik sekitar 20 persen dibandingkan tahun lalu.
Sementara
itu, di Singaraja yang membuka pendaftaran bagi 17 program studi, lima
fakultas di antaranya adalah jurusan eksakta. "Saya tidak hafal benar angkanya,
tetapi persentasenya naik 10 persen dibandingkan tahun lalu," ujar Dantes.
(TRI)